D’STORY OF HEART

Pembicaraan hati...
lepas malam ini gerimis turun dengan bertambah lebat dipelataran. Gemericiknya cukup membuat malam yang semula sunyi menjadi riuh meski tetap tak menghilangkan kesyahduannya. Televisi sudah kumatikan sekitar setengah jam lalu, sekarang sudah jam 02.00.
“hmm.., meski tubuhku sudah kuhempas di atas kasur dan kututupi dengan selimut tebal biru bergaris perca putih dongker favoritku dan membuatnya senyaman mungkin, akan tetapi mataku tak jua terpejam. Masih ada setitik dari sepenggal kisah hidup yang masih menggelayuti sukma”.
Anehnya, aku selalu tak bisa mengacuhkan perasaanku itu. Semakin kutolak, semakin tak bisa kucegah. Seakan ingatan tentang peristiwa lalu kembali hadir merogoh sukma yang ingin lelap dari mimpi panjangnya.
Jika keheningan mulai merayap, perjalanan seakan terhenti pada sebuah kikisah yang sebenarnya entah lalu ataukah tinggal bias yang seharusnya terhapus oleh kisaran waktu. Membuatku mematung, beku, dan tanpa rasa karena kesungguhan yang telah terseok oleh kasih.
Sejenak berkeluh kesah tentang rasa yang meraja di mala mini. Parah, dan mungkin alas an lain yang lebih pantas dikisahkan para biduan dari hulu ke hilir.
Ruang-ruang yang pernah berpijar, telah kuhentikan pijarnya dan kugantikan dengan sebuah ego, jawaban dari perih yang pernah tertoreh. “Siapa orangnya yang tak berdarah jika tersayat pisau tajam??” Begitu juga dengan sebuah janji yang teringkari. Sungguhpun tersakiti dan terkhianati.
Entah kenapa, perasaan ini masih bias tersimpan baik-baik di seluk beluknya kekasih. Ragapun, seolah tak mampu menegakkan vertebrate..
*****

Rasanya berat untuk beranjak dari kasur dan selimut yang hangat. Mungkin karena tadi aku bangun terlalu pagi sambil menunggu adzan subuh, dan ini untuk kedua kalinya aku bangun di hari ini.
Yupz, sejak menamatkan sarjana ku kemarin , dan memiliki banyak waktu dirumah, aku kembali ke kebiasaan lamaku yang tak lain adalah tidur larut malam, bahkan aku bias tidur jam 02.00 dan bangun jam 04.30 untuk menjalankan kewajiban kepada sang pencipta.
Hanya saja karena libur dan masih dalam masa penyembuhan, aku tak bias menahan keinginan untuk sejenak terlelap selepas subuh dan bangun untuk kembali melakukan pekerjaan rumah layaknya anak gadis.
Yupz, itung-itung belajar jadi istri yang baik..??
Hmmm...entahlah, tapi rasanya hanya berdiam diri saja dirumah sambil menunggu pendidikan profesi yang masih 2 bulan lagi betul-betul membosankan bagiku.
Otakku perlu kembali diCharge agar otakku tak malas beroperasi dan menjalankan tugasnya untuk menyimpan, mengingat, memahami, serta menganalisa sesuatu sehingga menjadi cukup realistis.
Selama ini aku sudah cukup larut dalam kemayaan. Aku butuh sesuatu yang real, tak hanya teoritis, sehingga perasaan tidak terlalu mendominasi isi otakku, apa yang kulihat, kudengar, kurasa..
Semoga keadaan ini cepat membaik.
*****
lagi-lagi aku masih berfikir dan percaya harapan itu masih ada, seperti sore ini..
Cuaca ditempatku mulai membaik karena hujan yang lebat telah menjadi gerimis dan langit terlihat lebih terang, meskipun suara Guntur masih sesekali menggema. Udaranyapun cukup dingin bila dibandingkan daerah lain karena daerahku ini terletak di pegunungan. Namun, aku dan warga di sini tetap merasa nyaman karena udara di sini dan lingkungannya masih cukup asri dengan tetumbuhan hijau, hutan homogeny dan heterogen, sawah yang membentang luas dan yang tak kalah menarik adalah keberadaan air terjun yang luar biasa indahnya. Walaupun sudah terbiasa dengan keadaan ini, aku tetap merasa sesak dengan kejenuhanku mampu terobati walau hanya sejenak.
Rintik gerimis itu seperti alunan lagu yang cukup merdu, mungkin karena itu adalah sebuah kejujuran tanpa embel-embel kebohongan manusia yang kadang memuakkan. Sungguh sebenarnya aku tak mau mengingat-ingat lagi kepedihan yang harusnya lenyap saja bahkan menghilanglah jika perlu, sesal yang terjadi jika kulihat jepretan kamera hidup itu, aku masih tak habis fikir, apa yang waktu itu difikirkannya?
“Apakah tak cukup jika memiliki seseorang dengan hatinya itu??”
*****
Kembali kumenerawang jauh, seandainya bisa aku ingin melihat ke dalam hatinya, jauh di lubuk hatinya, “adakah rasa bersalah dan penyesalan?”. Mungkin jika kutahu sebelumnya, atau ada sebuah kejujuran, kenyataan tidak menjadi seperti ini.
“AKHIRNYA KU MENEMUKANMU”, lagu merdu nan syahdu dengan lirik begitu indah itu sekarang menjadi sebuah kenangan dari kisah yang pernah mampir dan singgah sejenak dalam kehidupan perempuan ini. Kisah yang membuatku melihat dari sudut pandang lain diluar kebiasaanku. Walaupun begitu, tak pernah kusesali karena dengan mengenalnya mataku yang selama ini tertutup kini menjadi terbuka dan terbelalak melihat kenyataan. Begitu banyak hal tak biasa berbeda dan begitu membingungkan. Kehidupan ini ternyata lebih keras dari yang kutahu, lebih banyak hal tak kasat mata untuk dilihat dan dibayangkan.
Begitu hanyutnya aku dengan perasaan ini sampai aku lupa jam sudah menunjukkan 15.46, hari sudah sore namun adikku belum juga tiba di rumah, sedangkan bapak dan mamaku sedang keluar. Fikirankupun langsung tertuju pada adikku satu-satunya yang paling kusayang, hadiah terbaik, kado dari ALLah untukku ketika ku menginginkan adik yang cantik seperti boneka di usiaku yang masih 6 tahun.
Aku berjanji dengan segenap hatiku, akan kubuat dia selalu bahagia karena memiliki kakak sepertiku. Sekali lagi aku amat mencintai dan menyayanginya. Aku harap dia cepat pulang, dan cepat melihat senyumnya. Aku bahagia jika ia dekat denganku, yupz..meskipun dia lebih emosional tapi dia tetap adikku, adik yang paling menyenangkan.
Senyumkupun langsung mengembang..Owh, dia sudah pulang, aku senang melihat senyumnya. Walaupun sekujur tubuhnya basah oleh air hujan tapi dia baik-baik saja. Syukurlah...
*****
Lepas malam, sunyi dan cukup menenggelamkan lamunanku..
Adikku yang dari sore tak beranjak di depan Laptop dengan video dan MP3 K-POP favoritnya telah terlelap disampingku. Dia memang masih SMA, besok adalah hari ke-3 di minggu ini. Kasihan, sepertinya dia capek dengan kegiatan disekolahnya jadi begitu jam 20.00 dia langsung minta diri ke kamar. Hmm..memang setiap manusia pasti butuh istirahat.
Begitu juga denganku yang ingin sekali mengatupkan mataku, sejenak dalam cerita mimpi mala m ini. Namun, seperti malam-malam sebelumnya, aku tetap saja tak bisa memejamkan mataku dan menenggelamkannya ke dalam hening malam. Aku masih saja terduduk di kasur dengan selimut yang menutupi separuh badanku.
Jemari ini masih menari-nari diatas keyboard . menemaniku menceritakan kisah panjang ataupun mungkin hanya kamuflase yang mampir sekejap. Entahlah.., aku sendiripun tak pernah tahu-menahu karenasungguhpun aku hanyalah manusia yang mengikuti garis takdirku. Mungkin sekarang aku tak tahu, bahkan belum paham dengan arti kisah ini. Namun suatu saat ketika waktu perlahan merangkak meninggalkan hari ini, saat itulah, semua menjadi lebih mudah dimengerti.
*****
To NiTe..
I Hate mY HeaRt
This feeling make me WeAK
His Face consist in mY eyes
PLISS help me GOD..
HOPEFULLY EVERYTHINGS GONNA BE O.K
^_^
*****
MASIH...
Malam ini, masih sama, dengan ego yang sama, dan hati yang sama.
Melambung dalam refleksi pagiku, menggapai-gapai semua terka dan harap yang masih di selubungi tabir misteri...
Sebuah kehidupan ketika masih tampak semburat senyum dari balik lampu redup terang yang nyala bergantian,
Meski isyarat tak Nampak, karena juwita malam telah rebah, lelap dan senyap,
Entahlah...
Apa yang terjadi kala itu??
*****
PkL. 01.36
Hari telah pagi,
Ada seraut wajah kekecewaan, keraguan, kebimbangan..
Tak sejurus dengan hari kemarin. 3 putaran mentari telah lewat, sepenggal harap yang kemarin datang dengan tiba-tiba mengusik lelapku dan menghadirkan kerinduan yang nyata kini telah kembali menghadirkan selarik pertanyaan, tentang kesungguhan rasa.
Memaksa es yang semula mencair kembali mengeras.
Maka kali ini temukan sendiri jalanmu untuk memecahkan bongkahannya dan membuatnya lunak, bahkan kembali cair..
*****